Minggu, 25 Oktober 2015

Air terjun watu lumbung surga yang hilang

Melewati jalan setapak menjadi tantangan saat Anda tiba di tempat wisata Air Terjun watu lumbung di nganjuk, Jawa timur. Namun, Anda tak bakal merasa lelah jika menikmati pemandangan yang disuguhkan sepanjang perjalanan.
Air Terjun watu lumbung merupakan salah satu tempat wisata di Kabupaten nganjuk. Obyek wisata ini berada di kaki Gunung wilis, tepatnya di Desa Bendolo, Kecamatan sawahan. Atau, sekitar 40 kilometer dari kota nganjuk.
Udara sejuk dan hamparan pepohonan rindang mengelilingi tempat wisata ini. Anda tak akan kepanasan saat menuruni jalan setapak lantaran naungan pepohonan .
Memang, selesai menapaki jalan setapak, suasana yang sejuk dan pemandangan hijau yang menyegarkan tak bakal membuat bosan. Air terjun watu lumbung sempat dijuluki Surga yang Hilang. Pasalnya, sebelum dibuka untuk umum pada 2011, air terjun ini belum ada jalan dan masih ditutupi semak belukar jalannya.
Jalan menuju Air Terjun watu lumbung di Kabupaten nganjuk.
Akhirnya, warga sekitar Bekerja bergotong royong membabat semak dan membuka jalan sehingga air terjun ini bisa dilihat umum. Tinggi air terjun ini hanya sekitar 50 meter. Debit airnya tak terlalu besar meski hujan turun. Juga, tak terlalu sedikit meski musim kemarau datang.
Airnya begitu jernih dan segar. Biasanya, pengunjung bermain dan merendam kaki di aliran sungai yang meneruskan limpahan air terjun.

Selasa, 16 Juni 2015

PENEMUAN AIR TERJUN WATU LUMBUNG DAN AIR TERJUN TETES EMBUN DI NGANJUK

NGANJUK - Warga Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur dihebohkan dengan ditemukannya dua air terjun di lereng Gunung Wilis. Meski tidak ada bantuan dari pemerintah dan hanya bermodalkan semangat, sudah satu bulan ini warga bekerja bakti menembus hutan untuk membuka jalan menuju dua air terjun tersebut.

Gunung Wilis di Desa Bendolo, Kecamatan Sawahan berada sekitar 40 kilometer dari pusat kota Nganjuk, Jawa Timur.

Selain ada Air Terjun Sedudo yang sudah cukup dikenal, kali ini ada dua air terjun lagi yang baru ditemukan warga, yakni Air Terjun Watu Lumbung dan Air Terjun Tetes Embun.

Untuk sementara, jalur menuju kedua lokasi air terjun memang masih tergolong berat. MNC Media pun mencoba melihat langsung lokasi penemuan dua air terjun baru tersebut.

Dari permukiman warga di Desa Bendolo, kita masih harus masuk ke dalam hutan sejauh 6 kilometer hanya dengan menggunakan kendaraan roda dua. Medannya sangat sempit dan licin.

Melalui jalan ini, kita akan bertemu dengan ratusan warga yang sudah satu bulan ini bekerja bakti membuka jalan menuju Air Terjun Watu Lumbung.

Setiap hari, sejak pagi hingga siang, warga terus bergotong royong membuka hutan dan membuat jalan setapak.

Warga mengaku terdorong semangatnya membuat jalan menuju Air Terjun Watu Lumbung karena berharap air terjun itu kelak menjadi objek wisata baru yang menarik wisatawan datang ke desa mereka.

Semangat warga yang luar biasa ini memang cukup beralasan. Karena, pesona Air Terjun Watu Lumbung setinggi 50 meter ini memang cukup menakjubkan, berada di tengah hutan belantara yang masih perawan.

Dinamakan Watu Lumbung karena di atas air terjun ini konon ada sebuah batu yang mirip lumbung atau sejenis alat penumbuk padi.

Setelah puas menikmati Air Terjun Watu Lumbung, dengan penuh semangat warga mengantarkan MNC Media melihat air terjun yang satu lagi dan juga baru mereka temukan, namanya Air Terjun Tetes Embun.

Namun, untuk sementara ini, jalur menuju Air Terjun Tetes Embun masih cukup berbahaya. Karena, kita harus melalui tebing curam yang di bawahnya terdapat jurang menganga.

Saat ini, ratusan warga Desa Bendolo juga sedang berusaha membuka jalan menuju Air Terjun Tetes Embun agar kelak nyaman dilalui dan tidak berbahaya.

Namun, meski jalan yang dilewati sangat berat, sesampainya di Air Terjun Tetes Embun rasa lelah kita seolah langsung sirna.

Di air terjun setinggi 75 meter ini, kita akan melihat sebuah keajaiban alam yang luar biasa, yakni adanya hujan yang terus turun dari atas rerimbunan hutan meski sedang musim kemarau sekalipun.

Turunnya hujan di sekitar air terjun yang tiada henti inilah yang kemudian membuat warga menamai air terjun kedua temuan mereka dengan nama Air Terjun Tetes Embun.

Salim, kepala Desa Bendolo mengatakan, warga berharap pemerintah mau turun tangan membantu mengangkat Air Terjun Watu Lumbung dan Air Terjun Tetes Embun menjadi objek wisata andalan baru di Kabupaten Nganjuk.

Rabu, 06 Mei 2015

Makanan enak dan mahal boleh jadi sudah biasa

Makanan enak dan mahal boleh jadi sudah biasa, namun  ada kuliner murah paling enak di nganjuk yang kerap menjadi serbuan warga nganjuk maupun luar kota terutama pada malam hari. Meskipun harganya terbilang murah meriah, rasanya tidak semurah itu. Banyak pelanggan yang justru ketagihan dan selalu datang untuk mencoba kuliner tersebut.
Harga murah memang selalu menjadi perhatian, termasuk dalam hal kuliner. Namun, tidak semua orang tergiur menikmati makanan karena murahnya saja. Bagi pemburu kuliner lezat, harga biasanya bukan masalah karena yang lebih penting adalah cita rasa.Meskipun lokasinya cukup strategis , yaitu di sepanjang jalan ahmad yani nganjuk, warung-warung nasi pecel khas nganjuk ini selalu menjadi buruan penikmat kuliner yang enak murah meriah. Warung nasi pecel khas nganjuk ini menyediakan menu masakan rumah yang enak banget sehingga menarik perhatian setiap pengunjung. Bahkan, warung nasi pecel khas nganjuk yang sudah ada sejak lama ini merupakan tempat makan favorit para pelanggan yang kebetulan mampir ke kota nganjuk atau orang yang sedang berwisata di nganjuk .

Makanan khas kota nganjuk

Makanan Khas kota nganjuk
Indonesia terkenal dengan kulinernya yang tidak pernah habis. Setiap daerah memiliki berbagai macam kuliner yang membuat lidah ketagihan saat mencobanya. Tidak terkecuali dengan kota nganjuk, kota angin ini menyimpan banyak ragam kuliner yang menggiurkan. Terutama nasi pecel dan nasi becek, yang memiliki citarasa khas tersendiri dan masih banyak lagi makanan khas nganjuk yang menggiurkan seperti krupuk pecel, dumbleg,onde2 njeblos ...dsb Tidak lengkap rasanya mampir ke kota nganjuk tanpa mencicipi jajanan khas nganjuk ini.

Minggu, 26 April 2015