Jumat, 18 Oktober 2013

SEJARAH KOTA NGANJUK

Nganjuk dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuna berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.
Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul : ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk. Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4 daerah yaitu Berbek, Godean, Nganjuk dan Kertosono merupakan daerah yang dikuasai Belanda dan kasultanan Yogyakarta, sedangkan daerah Nganjuk merupakan mancanegara kasunanan Surakarta. Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk dibawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment. Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek dibawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Dimana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibukota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.
Dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibukota Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngandjoek dan Kertosono, antara lain disebutkan: III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs : de Chineeshe Wijk de kampong Mangoendikaran de kampong Pajaman de kampong Kaoeman. Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibukota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.

penghasil bawang merah sukomoro nganjuk


pernah main ke sukomoro nganjuk? Di daerah ini juga di kenal sebagai sentral bawang merah. Tidak di pungkiri juga sukomoro nganjuk merupakan daerah penghasil bawang merah ke dua setelah brebes jawa tengah. Setiap hari transaksi di pasar sukomoro seakan tak pernah sepi. Lebih lebih pada bulan juli sekarang ini. Hasil bumi seperti lombok (cabe) dan bawang merah (brambang) melimpah ruah. Tentu saja akan berpengaruh terhadap harga barang tersebut.Karena barang yang tersedia lebih banyak dari jumlah konsumen atau minat beli nya. Di sukomoro nganjuk sebagai penghasil bawang merah terdapat jenis bawang merah antara lain bauji, philipin, thailand, dll. Harga juga tergantung besar kecilnya bawang merah. Karena ada sentir, tanggung, dan super (gede). Untuk brambang gedengan atau iket, mungkin lebih mahal dari yang super walaupun bentuknya kecil. Karena bisa tahan lama cocok untuk oleh oleh di kampung.

Mayoritas pekerjaan atau kegiatan masyarakat di sukomoro nganjuk adalah petani dan pedagang bawang merah (brambang). Tak heran jika di sebut sentra bawang merah terbesar di jawa timur. Lokasi di utara jalan raya madiun - surabaya ataupun sebaliknya. Sering juga di buat ajang kampanye para pejabat ataupun sekedar mencari dukungan. Antara lain eko patrio, vita kdi, pak karwo, megawati dan lain lain. Biasanya bulan juni sampai november ramai transaksi jual beli karena tepat waktu panen raya. Dan harga tentunya lebih miring dari bulan sebelumnya.

Nah bagi anda yang kebetulan melewati nganjuk tidak ada salahnya mampir dan membeli bawang merah di sukomoro sekedar buat oleh oleh buat keluarga di rumah. Untuk bumbu masak ataupun di jual kembali.


sumber artikel dari http://arieftewe.mywapblog.com/daerah-penghasil-bawang-merah.xhtml

Rabu, 12 Juni 2013

PECEL KERUPUK BESUK MBOK NEM SUKOREJO LOCERET

Pecel Krupuk Besuk ,Sambalnya Asli Ditumbuk

Desa Sukorejo, Loceret tepatnya di Dusun Besuk ada sebuah warung yang menyediakan menu pecel istimewa dengan rasa sambal yang pedas dan menggigit lidah, Warung pecel milik Mbok Nem ini sudah buka sejak puluhan tahun lalu. Jenis pecelnya pun cukup bervariasi. Dari pecel sayur, pecel tahu dan pecel krupuk. Dari sekian menu pecel itu, pecel krupuk menjadi menu paling istimewa. Ya, makanan tradisional khas ini menjadi primadona yang banyak disukai pelanggan.

Keistimewaan pecel krupuk Mbok Nem ini terletak pada rasa sambal pecelnya. Rasa sambal pecelnya terasa cukup pedas dan menggigit lidah. Bagi penikmat pecel, sambal pecel buatan Mbok Nem ini termasuk dalam jajaran sambal yang layak untuk dinikmati. Memang, sambal pecel itu dibuat sendiri langsung oleh tangannya Mbok Nem dengan cara tradisional yakni dideplok (ditumbuk).

Warung pecel Mbok Nem yang menghadap ke timur ini memang sudah cukup kondang di Kabupaten Nganjuk. Dengan porsi yang tidak terlalu banyak tapi murah. Tapi bila Anda kehausan atau merasa kepedasan, segelas es rujak bisa mejadi penawar yang menyejukkan. Apalagi sejuknya angin menambah kian nyaman atmosfer warung ini.

Rumah Mbok Nem pun cukup strategis di tepi jalan yang menghubungkan Desa Tanjungrejo dengan Desa Sukorejo. Loceret. Tak heran, bila banyak pelanggan suka mampir di warung yang buka mulai jam 9 pagi ini. Tapi tampaknya, untuk mendapatkan sepiring pecel kupuk, para penikmat pecel harus rela antri. Saking ramainya, tak sampai jam 1 siang Mbok Nem harus membongkar kembali dagangannya.

Senin, 07 Januari 2013

Candi Ngetos

Candi ini secara geografis terletak di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, ± 17 km ke arah selatan dari Kota Nganjuk. Bangunannya terletak ditepi jalan beraspal antara Kuncir dan Ngetos. Menurut para ahli, berdasarkan bentuknya candi ini dibuat pada abad XV (kelimabelas) yaitu pada zaman kerajaan (Majapahit). Dan menurut perkiraan, candi tersebut dibuat sebagai tempat pemakaman raja Hayam Wuruk dari Majapahit. Bangunan ini secara fisik sudah rusak, bahkan beberapa bagiannya sudah hilang, sehingga sukar sekali ditemukan bentuk aslinya.
Berdasarkan arca yang ditemukan di candi ini, yaitu berupa arca Siwa dan arca Wisnu, dapat dikatakan bahwa Candi Ngetos bersifat Siwa–Wisnu. Kalau dikaitkan dengan agama yang dianut raja Hayam Wuruk, amatlah sesuai yaitu agama Siwa-Wisnu. Menurut seorang ahli (Hoepermas), bahwa didekat berdirinya candi ini pernah berdiri candi berukuran lebih kecil (sekitar 8 meter persegi), namun bentuk keduanya sama. N.J. Krom memperkirakan bahwa bangunan candi tersebut semula dikelilingi oleh tembok yang berbentuk bulat cincin.
Candi yang memiliki ukuran dengan panjang 9,1 m, dan tinggi 10 m, dibangun pada abad 15 (zaman Majapahit) atas perintah Raja Hayam Wuruk kepada pamannya Raja Ngatas Angin atau Raden Ngabei Siloparwoto dengan patihnya yang bernama Raden Bagus Condrogeni.
Candi ini dibangun untuk dipergunakan sebagai tempat penyimpanan abu jenazah Hayam Wuruk atau untuk pemakaman dirinya. Hayam wuruk ingin dimakamkan di situ karena daerah Ngetos masih termasuk wilayah Majapahit yang menghadap gunung Wilis yang seakan-akan disamakan gunung Mahameru. **

Museum Anjuk ladang

Museum Anjuk Ladang berada di Jalan Gatot Subroto, Nganjuk atau bersebelahan dengan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dari terminal Nganjuk ± 100 m ke arah timur. Bangunan museum ini dibangun di atas lahan seluas 2.633,44 m² dengan satu lantai. Luas keseluruhan bangunan adalah 4 tempat 351,05 m2 untuk publik dan 2 lokasi = 63 m2 untuk non publik. Bangunan ini didirikan sejak tahun 1995 namun baru difungsikan sebagai museum sejak 10 April 1996. Sejak awal berdiri memang difungsikan sebagai museum dengan status kepemilikan tanah milik pemerintah daerah. Museum ini terbagi menjadi beberapa bagian bangunan. Bagian depan berbentuk joglo tempat menyimpan prasasti Anjuk Ladang dan kereta kencana, bangunan induk sebagai tempat penyimpanan guci, uang logam kuno, wayang kulit, gerabah, keramik, genta, dan lain-lain. Sedangkan, bangunan belakang kecil dan digunakan untuk sekretariat museum, bangsal keamanan dan kamar mandi / toilet. ***